PUTRI CARISSIMA
Pada suatu hari di sebuah kerajaan indah dan damai lahirlah seorang putri bernama Putri Carissima. Raja dan ratu memberikan nama Carissima kepada putrinya dengan harapan anaknya menjadi seseorang yang disayang oleh banyak orang, sesuai dengan arti dari kata Carissima yaitu ‘yang tersayang’ Putri Carissima tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik dan baik budinya. Banyak penduduk desa yang menyukainya, terutama Ibu-Ibu yang mempunyai anak laki-laki seumuran Putri Carissima. Para Ibu ini berniat akan mengikutsertakan anaknya dalam sayembara yang mungkin akan dilaksanakan oleh raja dan ratu untuk memilih suami bagi putri mereka.
Putri Carissima pun telah berumur 20 tahun. Raja dan ratu berpikir inilah saatnya untuk mencari pangeran bagi putrinya. Akhirnya raja dan ratu merencanakan sebuah sayembara. Sang Raja memerintahkan kepada kepada pengawalnya untuk mengumumkan kepada seluruh penduduk desa bahwasanya raja akan mengadakan sayembara untuk memilih pangeran bagi putrinya. Sayembara akan dilaksanakan dua hari setelah pengumuman tersebut. Ibu-Ibu yang dari dulu menunggu kabar ini pun merasa sangat gembira akhirnya kesempatan untuk mendapatkan menantu putri yang cantik dan baik budinya telah dating.
Dua hari menjelang sayembara, banyak persiapan yang dilakukan oleh istana. Persiapan yang oaling penting adalah mempersiapkan sang putri menjadi putrid yang sesungguhnya. Sang putri diajari bagaimana menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Selain itu sang putri didandani mulai dari mandi bunga dan mandi susu sampai perawatan rambut, kulit, dan kuku. Sehari sebelum sayembara dilaksanakan, putrid telah mendapatkan semua perawatan dan bekal untuk menjadi seorang istri dan ibu nantinya.
Di dalam hutan dekat wilayah kerajaan hiduplah seorang nenek sihir yang jahat. Berita sayembara kerajaaan telah sampai ke telinga si nenek. Si nenek tidak ingin sang putrid dinikahkan, karena ia berpikir jika sang putri telah menikah, maka aka nada pangeran yang tangguh yang akan meneruskan pemerintahan sang raja. Ini artinya kesempatan ia untuk menguasai kerajaan akan semakin sempit. Si nenek pun mempunyai rencana akan menculik Putri Carissima semalam sebelum sayembara dilaksanakan. Putri Carisssima akan dikurung di menara yang sangat tinggi di dalam hutan. Ia akan meminta kerajaan dan seluruh wilayahnya sebagai tebusan untuk membebaskan putri carissima.
Nenek sihir berhasil menculik Putri Carissima pada malam sebelum sayembara dilaksanakan. Putri Carissima dikiurung di menara yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh si nenek. Menara tersebut dijaga oleh naga yang sangat besar, panjang, dan buas. “hahaha… akhirnya saya berhasil menculik Putri Carissima, kerajaan dan wilayahnya sebentar lagi akan saya miliki”, ucap si nenek sihir dengan angkuh.
Pagi-pagi saat hari sayembara akan dilaksanakan, di kerajaan, raja dan ratu kaget melihat putrinya tidak ada di kamarnya. Semua pengawal dikerahkan untuk mencari snag putri, namun hasilnya nihil. Raja khawatir sekai akan keadaaan putrinya. Ia binging apa lagi usaha yang harus dilakukan untuk mencari putrinya yang hilang. Ratu pun berkata, “bagaimana jika sayembara nanti kita umumkan berita ini kepada seluruh peserta sayembara, barangsiapa dia yang berhasil menemukan dan membawa Putri Carissima pulang ke istana maka dialah yang berhak kita persuntingkan dengan putri kita.”. mendengar itu raja pun setuju dengan ide istrinya itu.
Sayembara dimulai, banyak pemuda yang datang dari sekitar kerajaan untuk mengikuti sayembara tersebut. Pengawal kerajaan mengumumkan sesuai dengan apa yang telah dikatakan ratu sebelumnya. Para pemuda pun ricuh mendengar berita tersebut, mereka berniat ingin mencari sang putri. Di tengah kericuhan para pemuda, datangalah si nenek sihir dengan sapu terbangnya. Semua yang ada di halaman istana tempat sayembara itu dilaksanakan mendongak ke atas, kaget akan kedatangan si nenek sihir. “Purri Carissima telah saya culik, dia ada di menara tinggi dalam hutan, satu orang pun dari kalian semua tidak akan ada yang bisa membebaskan Putri Carissima!! Hahahaha!!”, setelah berkata seperti itu si nenek sihir pun pergi entah kemana.
Pemuda-pemuda peserta sayembara merasa tertantang setelah mendengar perkataan nenek sihir itu. Mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing untuk mempersiapakan segala keperluan yang dibutuhkan, terutama tali panjang dan alat memanjat. Banyak pmuda berpikir tali dan alat panjat adalah peralatan yang paling dibutuhkan untuk menyelamatkan putri di menara tinggi dalam hutan.
Keesokan harinya pemuda-pemuda itu berbondong-bondong mendatangi hutan untuk menyelamatkan sang putri. Setelah sampai di depan menara tinggi, mereka semua kaget ternyata ada naga berwarna merah menjaga di dalam menara tersebut. Satu diantara mereka ada yang masuk memberanikan diri ke menara, setelah beberapa menit kemudian terlihat kobaran api menyembur dari jendela menara tersebut. “lihaat!! Ada apii!!”, “pasti api itu berasal dari sang naga yanga marah.”, pemuda-pemuda pun ricuh. Sepuluh menit kemudian pemuda yang masuk ke menara tersebut belum saja keluar. seorang pemuda yang menunggu di luar menara tidak sabar, akhirnya dia masuk ke dalam menara memberanikan dirinya. Lima menit kemudian pemuda kedua belum juga keluar, akhirnya banyak pemuda yang memberanikan diri masuk ke menara menuruti langkah pemuda kedua, namun tidak ada satu orang pun yang berhasil keluar. Bahkan pemuda yang terkenal paling hebat di kampung mereka pun tidak berhasil keluar dari menara. Sampailah kepada pemuda terakhir yang menunggu di luar menara, namun ia telah putus harapan, ia memutuskan untuk tidak masuk ke menara, di pikirannya dia lebih memilih melanjutkan kehidupannya saja daripada mempertaruhkan nyawanya untuk sang putri tapi sangat besar kemungkinanya dia akan mati.
Harapan raja dan ratu pupus sudah untuk mendapatkan sang putri kembali, hasil sayembara nihil. Tidak ada satu orang peserta sayembara berhasil membebaskan putri mereka. Jikalau pemuda-pemuda hebat kampungnya tidak bisa membebaskan putri mereka, kepada siapa lagi mereka meminta pertolongan? Tidak ada jalan lain akhirnya sang raja mendatangi kediaman si nenek sihir untuk berunding agar mau membebaskan putrinya. “hai engkau nenek sihir yang jahat apa yang enkau mau dari raja seperti saya?”, sang raja memulai percakapan. “hahaha, benar perkiraanku engkau akan datang kesini, benar saja tidak ada satu pemudamu yang berhasil membebaskan putri.”, “sudah cepat katakana saja apa mau mu nenek jahat!!”, nenek sihir pun berkata dengan muka licik, “hahaha!! Saya menginginkan kerajaan dan seluruh wilayahmu, jika besok pendudukmu dan seluruh penghuni istana belum pergi dari kerajaanmu, saya akan membunuh putrimu!! Hahahaha.”, “lalu jika saya dan seluruh penduduk saya telah pergi bagaimana saya bisa mendapatkan putri saya?”, nenek sihir berkata, “engkau bisa mengambilnya d menara tinggi, saya pastikan sudah tidak ada naga penjaga disana. Hahaha, selamat tinggal raja bodooooh!”
Sementara itu di menara tinggi sang putri sedang menangis, ia merasa sedih tinggal sendirian di menara yang gelap. Naga panjaga mendengar isakan si putri, lalu ia menghampirinya “mengapa engkau menangis putri?”, sang putri kaget ternyata naga itu bisa berbicara. “oh maaf putri jika saya mengagetkan dirimu, sebenarnya saya adalah pangeran dari negeri sebrang, saya dikutuk oleh nenek sihir itu menjadi seorang naga, dia berhasil merebut wilayah kerajaanku, jadilah aku disini sebagai naga peliharaan dia.”. mendengar itu sang putri merasa kasihan kepada sang pangeran. Tiba-tiba terlintas di pikiran sang putri, “jadi saya diculik oleh nenek sihir itu karena dia ingin menguasai kerajaan ayah?”, sang pangeran membalas “sepertinya begitu putri, sama persis dengan kejadian aku dahulu. Tapi jangan khawatir putri cantik aku kan membebaskanmu, aku hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk mengkhianati si nenek sihir itu dan menyelamatkanmu dari sini, ayoo ikut aku!! kau bisa naik di punggungku putri.” Putri pun naik ke punggung sang naga. Naga alias pangeran terkutuk itu pun membawa pulang Putri Carissima ke istana.
Sesampainya di istana sang putri langsung masuk dan berlari menemui ayah dan ibunya. Raja dan ratu senang akhirnya mereka bisa melihat putri cantik mereka lagi, namun mereka bingung bagaimana bisa putrinya bisa bebas dari naga penjaga yang katanya sangat buas itu. Sang putri pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada raja dan ratu. Mendengar itu raja dan ratu langsung menghampiri pangeran berwujud naga yang diceritakan putrinya di luar istana. Raja, ratu dan putri kaget ternyata sang naga telah berubah menjadi seorang pangeran yang tampan, “terimakasih putri engkau telah mencintaiku, kutukan ini akan hilang jika ada wanita yang tulus mencintai aku, dan engkaulah orangnya Putri Carissima.” Sang putri pun tersipu malu mendengar perkataan sang pangeran.
Raja dan ratu akhirnya menikahkan mereka berdua. Berita pernikahan pun telah tersebar ke seluruh penjuru wilayah kerajaan. Nenek sihir kaget akan berita tersebut ternyata hari yang dia nanti-nantikan dimana asalnya dia akan mendapatkan seluruh wilayah kerajaan tergantikan dengan hari pernikahan sang putri dan naga peliharaannya yang telah berkhianat. Nenek sihir pun pergi dari hutan tempat tinggal semulanya, ia pergi mencari kerajaan lain yang bisa ia kuasai wilayahnya. Semenjak kepergian nenek sihir, kehidupan kerajaan kembali lagi damai dan indah. Kini kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang pangeran yang beristrikan Putri Carissima.